Wednesday, January 29, 2020

Tips Menghadapi UTBK


TIPS MENGHADAPI UTBK

Halo adik-adik kelas XII, pasti lagi deg-degan nunggu waktu pelaksanaan UTBK kan. Semoga SUKSES yaa buat kalian semua. Aku tau banget apa yang kalian rasain sekarang. Tapi dibawa santuyy aja ya guyss. Sebenarnya UTBK itu gak susah kok, asal kalian persiapin diri kalian matang-matang. So, aku yakin pasti kalian akan bisa kerjain soal UTBK dengan maksimal dan diterima di PTN impian kalian.

Pastikan Aktif Mengikuti Info Seputar UTBK


Salah satu hal penting dan yang harus kalian lakukan adalah ikutin terus info-info mengenai UTBK (jadwal, dll). Karena gak lucu kan, kalo perjuangan kalian harus terhempas ke laut, cuma gara-gara ketinggalan jadwal (baik pendaftaran atau testnya). Jadi, kalian harus selalu pantengin blog atau akun media social LTMPT untuk depetin info terbarunya.

Jangan Salah Ambil Jurusan


Ininih masalah yang paling sering dihadapi oleh kaum anak SMA kelas XII. Hampir 80% dari mereka pasti baru mikirin mau lanjutin kemana. Padahal ini nih yang bisa buat semuanya malah jadi tambah berantakan. Biasanya sih kebanyakan dialamin oleh anak IPA. Mereka pasti berbondong-bondong pingin pindah jurusan. Katanya sih cape ngeliat FISIKA sama KIMIA, haha. Kalian gini juga gak ni? Kalo kalian tipe murid yang kaya gini, kalian harus segera ambil keputusan, karena untuk pindah jurusan itu gk mudah. Kalian harus belajar lagi dari awal. So, piker matang-matang ya guys kalian mau jadi tim SOSHUM atau SAINTEK nih.

Pahami Cara Belajar yang Tepat


Bagi anak kelas XII gak perlu nih yang namanya perfectionism. Kalian gk perlu belajar banyak-banyak tapi ujungnya enggak guna. Jadi aku saranin kalian pelajari aja apa yang diperluin dan usahakan dengan cara yang tersingkat tapi tetep beber ya guys. Pelajari soal-soal UTBK tahun lalu, karena tahun lalu UTBK tahap I dan II jenis soalnya sama, jadi aku yakin kalo nilai UTBK pertama kalian kurang memuaskan jangan khawatir masih ada sesi yang ke II kok. Tapi buat kalian yang mengandalkan dewi fortuna, biasanya sih nilai UTBK yang pertama akan lebih besar disbanding sesi selanjutnya.

Serius Tapi Jangan Over


Buat kalian yang masih suka main-main atau keluyuran, ditahan dulu ya. Jangan sampai kalian nyesel nantinya, karena kalian gak bisa dapetin univ yang kalian pinginin. Belajar yang serius dulu yaa guys, karena ini buat masa depan kalian. Ehh, tapi jangan terlalu serius juga yaa,. Jangan dijadiin beban, have fun aja belajarnya. Belajar itu seru juga kok, hehe. Perhatiin juga kesehatan, biar gak sakit nanti J.


Thursday, January 23, 2020

TETESAN KERINGAT SEBAGAI BUKTI PERJUANGAN


TETESAN KERINGAT SEBAGAI BUKTI PERJUANGAN

Sudah hampir 74 tahun sejak Indonesia merdeka, namun semangat perjuangan masih setia menghiasi Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Perjuangan bukan hanya dilihat ketika seseorang mengangkat senjata dan mengarahkannya pada musuh. Perjuangan ada ketika kita selalu berusaha menggapai puncak tanpa adanya keluh kesal. Pahlawan adalah sebutan bagi para pejuang tersebut. Dalam mengisi kemerdekaan ini, pahlawan adalah seseorang yang berjuang demi diri, keluarga, hingga bangsa ini. Hal-hal kecil yang mereka lakukan, meskipun tak jarang orang lain memandangnya dengan sebelah mata juga merupakan upaya yang mereka lakukan untuk membangun bangsa ini.
Mengingat Indonesia yang masih tergolong sebagai negara berkembang, tentu masih banyak rakyat yang harus menghidupi diri dan keluarganya melalui profesi yang mungkin tergolong rendah. Upaya yang mereka lakukan hingga menguras tenaga mungkin memberikan hasil yang tak sebanding dengan usaha mereka. Petani, nelayan, pedagang kaki lima, petugas kebersihan, dan masih banyak lagi pekerjaan yang selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Pandangan rendah masyarakat tak jarang membuat sebagian orang malu untuk melakukan pekerjaan tersebut dan lebih memilih untuk menjadi pengangguran. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang.
Tingginya tingkat penggangguran di Indonesia menyebabkan kualitas taraf hidup masyarakat rendah. Pola pikir masyarakat yang selalu dibatasi oleh pandangan masyarakat lainnya menyebabkan mereka lebih memilih jalan yang salah. Padahal apabila mereka mau bekerja keras, apapun profesi yang mereka jalani tentu akan dapat membantu perekonomian mereka. Bahkan secara tidak langsung mereka telah berperan aktif dalam membangun Indonesia menjadi negara yang maju.
Akan tetapi, tidak semua orang memiliki pola pikir yang sama. Sebagian dari mereka mampu menekan ego yang dimilikinya dengan berpikir lebih realistis untuk menuju ke depan. Seperti salah satu narasumber yang telah berhasil penulis wawancarai pada tanggal 30 Juli 2019 lalu. Bapak Lukman adalah seorang pedagang kaki lima yang menjual bakso sebagai mata pencahariannya. Ia adalah seseorang yang sangat gigih dalam melakukan pekerjaannya. Hampir setiap hari selama 10 tahun ia berjalan mengelilingi daerah yang sama untuk menjual baksonya. Meskipun hujan dan panas menerpa ia tak pernah bosan menghampiri setiap rumah dan memasuki setiap gang yang ada untuk menawarkan baksonya. Walaupun tak jarang ia rugi memasuki gang karena tidak ada satupun orang yang mau membeli dagangannya. Beberapa kilometer yang ia susuri adalah usaha yang ia lakukan sebagai bukti cintanya pada keluarganya. Semangat yang dimilikinya kini adalah perjuangannya sebagai tulang punggung keluarga.
“Saya bekerja ya buat keluarga, trus siapa lagi hehe…” itulah kalimat yang keluar dari mulut Pak Lukman ketika penulis bertanya alasan ia bekerja sampai malam walaupun sepi pembeli. Keluarga adalah alasan utamanya untuk meneteskan keringat di sepanjang langkahnya. Kemungkinan sekecil apapun tak pernah diabaikannya. Ia selalu bersyukur masih diberi kesehatan, sehingga bisa aktif melakukan pekerjaannya.
Melihat perjuangan dan semangat yang dimiliki Pak Lukman, membuat penulis tersentuh. Sosok seperti Pak Lukman ini adalah sosok pahlawan masa kini yang berjuang demi keluarga untuk membangun masa depan yang lebih indah. Kisah perjalanan hidupnya dalam berkarir dapat memberikan pelajaran bagi kita semua dalam memberikan pandangan akan suatu pekerjaan. Setiap profesi memiliki tingkatan yang sama apabila kita dapat mengubah sudut pandang kita pada profesi itu sendiri. Hal yang kita anggap kecil bisa menjadi sesuatu yang besar bagi orang lain. Bahkan hal kecil itu mungkin akan sangat bermanfaat bagi bangsa ini. Hal tersebut sama seperti kata pepatah “sesuatu yang besar dapat terjadi karena hal-hal kecil”. Sebagai satu bangsa dengan tujuan yang sama, kita harus saling mendukung satu sama lain, bukannya malah saling menjatuhkan.

“Mari bangun bangsa ini bersama-sama, karena kita adalah pahlawan masa kini
yang bertugas dalam mengisi kemerdekaan untuk membawa Indonesia
melangkah lebih maju.”

JIWA RAGAKU INDONESIA


JIWA RAGAKU INDONESIA

Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman. Beraneka ragam ras, suku, adat, budaya, bahasa, hingga agama dapat kita jumpai di Indonesia. Keragaman tersebut telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua, itulah makna “Bhinneka Tunggal Ika” yang menjadi semboyan bangsa Indonesia. Keragaman berarti perbedaan. Perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah belahnya suatu bangsa, melainkan suatu alat untuk pemersatu bangsa. Keragaman yang kita miliki adalah kekayaan bangsa kita. Keindahan budaya daerah yang kita miliki bahkan telah diakui oleh dunia.
Keragaman budaya merupakan salah satu peninggalan leluhur bangsa kita yang sangat berharga. Nenek moyang kita telah menjaga dan melestarikan keragaman budaya tersebut secara turun temurun, sehingga kini kita dapat mengenal budaya tersebut. Kita harus melanjutkan perjuangan para leluhur kita dalam mempertahankan budaya Indonesia. Sebagai generasi muda penerus bangsa, sudah sepatutnya kita mencintai dan menghargai budaya kita sendiri agar anak cucu kita dapat mengenal budaya bangsa mereka.
Budaya Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia. Dalam jiwa dan raga rakyat Indonesia telah tertanam nilai-nilai luhur yang terkandung pada setiap budaya yang kita miliki. Nilai-nilai tersebut merupakan penghubung dari setiap perbedaan yang ada, agar tidak terjadinya perpecahan. Namun, kini nilai-nilai tersebut mulai menipis seiring berkembangnya era globalisasi.
Menurut KBBI, globalisasi merupakan proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Era globalisasi merupakan zaman dimana telah masuknya berbagai kebudayaan luar ke Indonesia. Kebudayaan tersebut sangat berbeda dengan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Namun, kebudayaan tersebut telah berhasil memasuki celah-celah dinding pemersatu bangsa dan mulai menghapus nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Berubahnya cara pandang masyarakat serta kecintaan masyarakat pada produk luar merupakan salah satu pengaruh negatif era globalisasi bagi Indonesia. Rasa cinta terhadap bangsa mulai menurun, sehingga memberikan kesempatan bagi negara asing untuk merebut kebudayaan yang kita miliki. Keindahan yang telah diakui dunia menyebabkan banyak negara asing yang ingin memiliki keragaman budaya Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya telah berhasil direbut akibat ketidakpedulian kita terhadap budaya yang kita miliki. Oleh karena itu, kita sebagai rakyat Indonesia harus mencintai dan melestarikan budaya yang kita miliki untuk mempertahankan keragaman budaya tersebut.
Sebagai rakyat Indonesia kita seharusnya bangga mempelajari budaya kita, bukannya budaya asing. Budaya kita indah, dengan mempelajari budaya Indonesia bukan berarti kita sudah ketinggalan zaman. Sudah seharusnya kita memperkenalkan budaya kita sendiri pada dunia agar tidak diakui oleh negara asing. Budaya Indonesia adalah jati diri kita dan jiwa raga kita terbentuk oleh budaya Indonesia.

“Indonesia tanpa budaya itu layaknya kupu-kupu tanpa sayap, lumpuh dan tak indah lagi. Marilah kita cintai Indonesia seperti mencintai diri kita sendiri.”

Pengaruh Pemberian Gambar dan Warna pada Bacaan terhadap Tingkat Pemahaman Pelajar Mengenai Isi Bacaan (Judul, Latar Belakang, dan Rumusan Masalah)


I.         Judul :    Pengaruh Pemberian Gambar dan Warna pada Bacaan terhadap Tingkat Pemahaman       Pelajar Mengenai Isi Bacaan
II.      Latar Belakang
Berdasarkan KBBI, pemahaman berasal dari kata paham, yang berarti proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu deketahui dan diingat (Anas Sudijono, 2009). Sedangkan menurut Sudaryono, 2012, pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Dengan kata lain, pemahaman adalah suatu proses yang dialami seseorang dalam menangkap makna atau memahami isi bahan yang dipelajari, yang akan ditunjukkan dengan kemampuan seseorang dalam mengembangkan dan menguraikan kembali bahan yang telah dipelajarinya.
Pemahaman seseorang akan bahan yang dipelajari berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Hal ini sering disebut dengan tingkat pemahaman. Tingkat pemahaman seseorang dapat dibedakan dalam 3 kategori, yaitu tingkat terendah (pemahaman terjemahan), mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, tingkat kedua (pemahaman penafsiran), menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, dan yang ketiga (pemahaman ektrapolasi), kemampuan seseorang melihat makna yang tersirat, sehingga mampu membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajarinya (Khasanah, 2016).
Tingkat pemahaman ini umumnya selalu dikaitkan dengan pelajar. Padahal tingkat pemahaman ini dimiliki oleh semua orang dari berbagai golongan, bukan hanya pelajar. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat hanya terpaku pada tugas seorang pelajar yaitu belajar. Dimana dalam mempelajari sesuatu seseorang harus memahami suatu yang dipelajarinya. Begitu pula dengan pelajar yang harus memahami isi bacaan yang dipelajarinya. Oleh karena itu, tingkat pemahaman ini menjadi hal yang sangat penting bagi seorang pelajar. Namun seperti yang kita ketahui, salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh seorang pelajar yaitu sulitnya memahami isi dari suatu bacaan.
Tingkat pemahaman seorang pelajar akan bacaan yang dipelajarinya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Satu diantaranya, yaitu tampilan dari sebuah bacaan. Seorang penulis dan penerbit memiliki cara dan gaya tersendiri ketika menerbitkan sebuah karyanya. Penerbit yang baik adalah penerbit yang mampu menerbitkan sebuah karya yang berkualitas walaupun dilihat dari berbagai sudut pandang. Umumnya, tampilan dari sebuah bacaan dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu bacaan yang hanya menyajikan tulisan dan bacaan yang menyisipkan gambar dan warna didalamnya. Perbedaan dua jenis tampilan ini tampak tak begitu berarti. Namun sebagian besar pelajar lebih memilih membaca sebuah bacaan yang disisipkan gambar didalamnya. Pelajar juga akan memberikan warna pada bacaan ketika akan mempelajari bacaan tersebut, dengan alasan agar lebih mudah memahami isi dari bacaan yang dipelajarinya. Hal ini sangat sering dilakukan oleh pelajar, namun belum ada data yang menunjukkan apakah hal tersebut memang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian gambar dan warna pada bacaan terhadap tingkat pemahaman pelajar mengenai isi bacaan. Hal ini sangat penting untuk diketahui mengingat banyaknya pelajar yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan. Sehingga kedepannya dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh pihak penerbit dalam membuat tampilan yang tepat untuk suatu bacaan.
III.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang menjadi topik dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1.   Apakah pemberian gambar dan warna berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajar mengenai isi bacaan yang dipelajarinya?
2.    Berapa besar pengaruh pemberian gambar dan warna terhadap tingkat pemahaman pelajar mengenai isi bacaan yang dipelajarinya?

Mitos di Balik Seragam Putih Abu-abu

Mitos di Balik Seragam Putih Abu-abu


Hey, hey, hey yakin deh kamu yang baca ini sekarang pasti lagi nunggu masa sekolah yang katanya indah ini kan. Yupp... banyak yang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah buat kamu para pelajar. Aku gatau sih anggapan ini muncul dari mana. Dan hebatnya lagi nih, banyak orang yang percaya dengan mitos yang satu ini. Dan jangan bohong deh, kamu juga pasti percaya kan sama mitos ini. Nih aku kasih beberapa hal yang fix adalah mitos dari indahnya masa SMA.

      Dideketin Cowok Populer


Ini nih yang sering buat kamu para cewe-cewe gak sabar untuk mengenakan seragam putih abu-abu ini. Kamu pasti udah gak sabar sama yang namanya direbutin cogan (cowok ganteng) atau sengaja ikut ekstrakurikuler yang ada cogannya. Apalaginih si cowok popular banget disekolah dan bukan Cuma satu angkatan, bahkan diseluruh angkatan. Faktanya sih cowok kayak gini emang ada, tapiii aku saranin kamu jangan mikir yang lebih deh. Karena cowok yang kayak gini paling adanya cuma 1 atau 2 aja, trus jangan terlalu berharap deh kamu bakalan jadi salah satu cewek beruntung yang bakalan dideketin sama itu cowok. Hehe..

      Nggak Bakalan Ngebosenin


Hmm, buat yang ini aku gak jamin deh. Karena beda orang, beda cerita. Tapi aku bisa pastiin kalo kalian emang serius buat nempuh pendidikan sih ini bakalan jadi mitos. Karena semakin tinggi jenjang pendidikan yang kalian tempuh maka tingkat kesulitannya akan lebih besar juga nih. Jadi pasti bakalan ada banyak tugas yang harus kalian kerjain, belum lagi guru yang ngajar kalian itu kategori guru killer, yah makin jadi deh. Dan aku jamin kalian bakalan pingin cepet-cepet lulus SMA trus lanjutin deh ke…. Tapi bagi orang yang santuy sih hal ini adalah fakta. Karena mereka gk ambil pusing sama pelajarannya. Dan motto hidup mereka itu “Yang Penting Seru”.

      Punya Temen-Temen Seru


Gak semua temen di SMA itu seru ya guyss.. Ini tergantung kaliannya yang pinter-pinter milih temen. Tapi bukan berarti kalian harus pilih-pilih dalam berteman yaa. Jadi intinya teman di semua jenjang pendidikan itu sama, alias gk ada bedanya. Yaa kalo kalian seru pasti dapetin temen yang seru juga sih, tapi kalo kaliannya pendiam biasanya bakalan dapet temen yang punya kepribadian mirip sama kalian. Intinya kalo berteman pasti sama orang yag bisa buat nyaman, Jadi punya temen-temen yang seru pas SMA itu mitos ya guys, kapan aja kalian bisa punya temen yang seru kok, gk perlu nunggu pas SMA. ;)